17 Oktober 2009

Karate: Bela Diri Paling Populer

Siapa yang tidak kenal Karate? Bela diri yang gagah berani. Hampir seluruh belahan dunia mengenal Karate, bela diri dari Jepang.

Karate terdiri dari dua kata, "Kara" dan "Te". Kara berarti kosong, sedangkan Te berarti tangan. Secara harfiah, Karate bisa diartikan sebagai seni bela diri tangan kosong.

Jika Karate itu nama bela dirinya, maka Karateka adalah orang yang belajar Karate. Karate-do ialah jalan hidup Karateka.

Saya bukan ahli Karate, jadi kita takkan mendiskusikan Prinsip-prinsip Karate. Mungkin lebih baik jika kita mendiskusikan sejarahnya.

Pada abad ketujuh belas, orang Jepang menaklukkan Okinawa. Pemerintah yang baru melarang penduduk memiliki senjata, bahkan peralatan pertanian pun harus disimpan di gudang-gudang Pemerintah. Orang Okinawa menanggapi ini dengan menciptakan seni tangan kosong sampai tingkat tinggi. Mereka menyebutnya "Te", yang artinya tangan.

Sejumlah imigran China yang tinggal dengan penduduk lokal, ikut menyumbangkan cara bertarung mereka, Chuan Fa. Di zaman sekarang kita menyebutnya Kung Fu.

Sesudah waktu yang amat lama, nama Te diganti menjadi Karate.

Di tahun 1922, seorang Karateka Okinawa, Gichin Funakoshi mulai mengajarkan Karate di Jepang. Sejak inilah Karate memulai Masa Karate Moderen.

Demikianlah sejarah singkat mengenai awal berdirinya Karate. Awal dari bela diri paling populer di seluruh dunia.

11 Oktober 2009

Pencak Silat: Sebuah Bela Diri Indonesia



Pencak silat merupakan salah satu dari Bela Diri Indonesia. Sejarah dan asal-usulnya tidak diketahui secara pasti. Tidak ada bukti sejarah yang ditemukan mengenai masalah ini.

Menurut Suroso Orakas (1977:8), seorang pendekar Pencak Silat, diduga dasarnya diajarkan para pedagang China di abad ke-5 sampai abad ke-10. Saat itu Selat Malaka, salah satu selat di Indonesia, sudah menjadi lintasan utama perdagangan laut antara China, India, dan Nusantara. Pada tahun 670-an, zaman keemasan Kerajaan Sriwijaya, hubungan dagang dan agama serta kebudayaan tersebut mencapai puncaknya. Sriwijaya saat itu merupakan pusat pendidikan Budha termasyhur. Mungkin di zaman inilah orang Indonesia belajar dasar bela diri dari pergaulan dengan saudagar-saudagar China.

Pada abad ke-15, pengajaran Pencak Silat dilanjutkan oleh para Kiai di pondok-pondok pesantren. Kiai adalah pemuka agama Islam, sedangkan pondok pesantren ialah pusat pendidikan agama Islam tradisional.

Setelah proses panjang yang memakan waktu ratusan tahun, akhirnya Pencak Silat menemukan kepribadiannya sendiri, khas Indonesia, seperti yang dikenal dunia saat ini.

Pengaruh ajaran agama Budha tampak di dalam Pencak Silat. Ia mengajarkan untuk tidak menyerang lebih dahulu. Siapa menyerang lebih dahulu, berarti menyerahkan diri.

Demikianlah perkiraan sejarah mengenai Pencak Silat. Bila Anda ingin belajar Pencak Silat Standar Indonesia, silakan datang ke Padepokan Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Indonesia. Bila Anda orang manca negara, Anda bisa bergabung dengan Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa (Persilat), bila ada di negara Anda. 

Daftar Pustaka:
Orakas, Suroso, Bela Diri Praktis Pencak Silat, Karya Anda, Surabaya, 1977.

14 September 2009

Taktik Serangan Ala Ninja

Ninja, manusia yang selalu menyembunyikan wajahnya, ahli penyusupan dan pembunuhan, bukanlah fiksi tapi nyata keberadaannya. Ninja adalah Pembunuh Rahasia Jepang di zaman Jepang Kuno dari abad keenam sampai awal abad ketujuhbelas.

Jalan hidup ninja yang dinamakan "Ninjutsu" mengajarkan sebuah anggapan bahwa orang tidak bisa menyerang lawan yang tidak bisa dilihatnya. Oleh karena itu, ninja mengembangkan metode penyusupan dan serangan dari belakang.

Di dalam pertarungan, ada tiga cara menerapkan prinsip ini.

Pertama, Anda bisa menyerang lawan dari belakang secara diam-diam ketika ia belum menyadari keberadaan Anda. Inilah yang disebut dengan "Stealth Technique". Inilah teknik yang paling populer digunakan ninja di zaman dahulu.

Kedua, Anda bergerak ke belakang lawan walaupun sebelumnya Anda sudah berdiri di depannya dan sudah memulai pertarungan. Ini memerlukan kelincahan kaki, teknik khusus, dan latihan yang intensif.

Ketiga, Anda mengalihkan pandangan lawan ketika bertarung, kemudian menyerangnya. Misalnya Anda berpura-pura menggenggam sesuatu, lalu berpura-pura melemparkannya ke wajah lawan secara tiba-tiba. Walaupun
sebenarnya tidak ada yang dilempar , lawan akan tetap memalingkan atau menutupi wajahnya secara refleks untuk melindungi matanya. Kesempatan ini bisa Anda gunakan untuk menyerangnya.

Di zaman dahulu, ninja menggunakan aplikasi ke-3 ini dengan cara melemparkan bom asap. Ketika asap memenuhi udara dan lawan tidak bisa melihat, ninja menyerang lawannya. Mungkin pula ninja melemparkan shuriken (senjata rahasia) terlebih dahulu. Ketika lawan sedang terkena lemparan atau berusaha menghindarinya, ninja akan menyerang lawan dengan pedang.

Demikianlah taktik serangan yang dikembangkan oleh Ninja, ahli penyusupan dan pembunuhan.

29 Agustus 2009

Bruce Lee: Paradigma Baru di Dunia Bela Diri

Bruce Lee merupakan bintang Hollywood yang sangat terkenal. Ia juga pendekar Kung Fu yang hebat. Sayangnya ia meninggal secara tidak wajar.

Bagi Dunia Barat, Bruce Lee memperkenalkan sebuah hal baru. Yakni bagaimana menggunakan kaki sebagai senjata pertarungan. Sebelum mereka mengenalnya, orang Barat selalu bertarung hanya dengan menggunakan tangannya.

Bagi Dunia Timur, Bruce Lee memperkenalkan aliran baru Kung Fu, yaitu Kung Fu Tanpa Gaya. Sebelum kehadirannya, Pendekar Kung Fu selalu terikat pada gaya/jurus. Misalnya Kung Fu Jurus Ular, Kung Fu Jurus Naga, Kung Fu Jurus Harimau, dan lain-lain. Ia mengajarkan bentuk pertarungan yang tidak terikat pada gaya/jurus, tapi langsung difokuskan pada teknik pertarungan. Bagi Dunia Kung Fu, ini sebuah paradigma baru. Suatu hal yang belum pernah ada sebelumnya.

Inilah cerita mengenai perubahan yang dilakukan Bruce Lee di Dunia Bela Diri. Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan manfaat dari ajarannya.

14 Agustus 2009

Miyamoto Musashi: Prinsip Pendekar Tak Terkalahkan

Miyamoto Musashi merupakan samurai tak terkalahkan di Zaman Feodal Jepang. Dia selamat lebih dari 60 duel dan meninggal dengan damai di atas tempat tidurnya. Fakta mengenai keberadaannya diakui oleh sejarah.

Salah satu bukti sejarah ialah buku yang ditulisnya pada tahun 1643, berjudul Kitab Lima Unsur. Di buku ini ia menjelaskan prinsip menggunakan pedang yang dianutnya.

Pertama, ia menganjurkan untuk memegang pedang panjang di satu tangan dan pedang pendek di tangan lainnya. Katanya dengan susunan ini Anda bisa mengatasi pertarungan di medan apapun.

Kedua, Anda harus selalu bertarung dengan membelakangi sinar matahari atau menyampinginya. Jangan bertarung dengan menghadap sinar matahari, kecuali Anda tidak punya pilihan lain. Ini penting supaya penglihatan Anda tidak terganggu.

Ketiga, jangan menggunakan teknik pedang secara kaku. Teknik terbaik ialah teknik yang menyelamatkan nyawa Anda, bukan teknik standar yang tidak mengembangkan posisi atau keahlian Anda.

Keempat, bila Anda dikeroyok banyak samurai, jangan menunggu serangan musuh. Anda harus mengendalikan mereka, bukan dikendalikan mereka. Maju dan serang ke satu arah, kemudian berbalik untuk menyerang ke arah lainnya. Terus seperti itu. Dengan cara ini, Musashi dapat mengalahkan sekitar 20 sampai 30 samurai sendirian di sebuah duel.

Demikianlah prinsip yang digambarkan Miyamoto Musashi di dalam bukunya. Semoga ada manfaatnya bagi para pecinta bela diri.




31 Juli 2009

Taktik Tangan Kosong: Melawan Banyak Musuh Bersenjata

Melawan banyak musuh bersenjata merupakan bentuk pertarungan yang terberat. Walaupun Anda jago, tetap saja sulit menyelesaikannya.

Pada dasarnya, Anda mesti paham bagaimana melawan satu musuh bersenjata dulu. Karena tidak mungkin Anda bisa melawan banyak musuh bersenjata bila melawan satu saja tidak bisa.

Inilah anjuran jika Anda harus menghadapi banyak lawan bersenjata :

Taktik 1:

Lebih baik kabur bila Anda tidak sangat ahli. Bila Anda telah terkepung, tembuslah kepungan tersebut. Cari kelemahan atau lawan yang lemah. Ke sanalah Anda harus melarikan diri.

Taktik 2:

Sambil lari, carilah benda yang bisa digunakan sebagai senjata. Misalnya batang kayu, batu besar, pipa besi, rantai, dan lain-lain.

Taktik 3:

Anda bisa memasuki gang sempit di mana hanya satu lawan yang bisa bertarung dengan Anda. Ini posisi yang sangat menguntungkan. Di sini, Anda bisa melucuti senjata seorang lawan. Senjata yang diperoleh bisa digunakan untuk melawan mereka.

Taktik 4:

Bila Anda harus bertarung terbuka di medan yang luas, bertarunglah dengan cepat dan lincah. Ambil seorang lawan jadi perisai hidup untuk mengurangi risiko terluka. Temuilah guru bela diri yang terpercaya untuk menjelaskan dan mendemontrasikan apa yang saya maksud.

Melawan banyak musuh bersenjata tidak hanya memerlukan latihan intensif yang dipandu oleh guru bela diri yang terpercaya tapi juga keberanian sejati, ketenangan yang dalam, dan tentu saja: keberuntungan. Prinsip yang saya jelaskan di atas adalah anjuran untuk menolong Anda melawan musuh-musuh semacam itu. Bukan prinsip terbaik yang harus Anda terapkan secara mutlak.

25 Juli 2009

Taktik Tangan Kosong: Melawan Banyak Musuh Tak Bersenjata

Ini bentuk pertarungan yang lebih berat daripada satu lawan satu tanpa senjata. Bentuk ini juga memerlukan pemahaman yang baik.

Pada dasarnya ada dua pilihan. Pilihan pertama, Anda bertarung. Pilihan kedua, melarikan diri.

Apabila Anda memutuskan bertarung, terapkan siasat "hit and run" (serang dan lari). Bertarunglah dengan cepat dan lincah. Bila diperlukan, Anda bisa berlari dengan bebas sepanjang pertarungan. Gunakanlah lebih banyak kombinasi teknik pukulan dan tendangan. Prinsip bentuk ini mirip dengan mengalahkan Lawan Jenis Pertama di pertarungan satu lawan satu tangan kosong.

Namun bila Anda melihat terlalu banyak lawan, katakanlah lebih dari lima orang, sebaiknya Anda kabur atau melarikan diri. Apabila Anda terlanjur dikepung, tembuslah kepungan. Bagaimana caranya? Lihat sekeliling. Anda akan menemukan kelemahan atau lawan yang lemah. Ke sanalah Anda mesti lari.

Bila Anda sudah kelelahan tapi lawan masih mengejar Anda, berhentilah berlari dan hadapilah mereka. Berteriaklah untuk menjatuhkan keberaniannya. Tindakan mengejutkan ini akan membuat lawan takut. Biasanya hanya satu atau dua lawan yang berani menghadapi Anda. Ketika Anda sudah segar kembali, Anda bisa akhirnya memutuskan untuk meneruskan bertarung atau melarikan diri.

Inilah siasat tangan kosong untuk melawan musuh banyak tak bersenjata.

14 Juli 2009

Taktik Tangan Kosong: Melawan Satu Musuh Tak Bersenjata

Pertarungan satu lawan satu tangan kosong merupakan bentuk pertarungan paling mudah dan paling sederhana. Inilah dasar awal dari bela diri manapun. Namun tidak berarti ini tidak memerlukan taktik dan pemahaman yang baik.

Berdasarkan besar tubuhnya, lawan bisa dibagi dua jenis. Jenis Pertama, berbadan besar. Jenis kedua, berbadan kecil.

Bagaimana Mengalahkan Jenis Pertama:

Kecepatan dan kelincahan diperlukan untuk mengalahkan lawan semacam ini. Luncurkan berbagai teknik pukulan dan tendangan ke titik-titik fatal di tubuh lawan. Dianjurkan supaya Anda bergerak dengan menggunakan kuda-kuda ringan. Bila harus, Anda bisa berlari-lari kecil. Jangan mendekat dan hindari penggunaan teknik bantingan dan/atau kuncian. Dengan teknik tersebut sulit mengalahkan lawan.

Bagaimana Mengalahkan Jenis Kedua:

Ini kebalikan dari Jenis Pertama, lawan berbadan kecil. Anda harus mendekat untuk menang. Batasi ruang geraknya. Sebaiknya menggunakan teknik bantingan, kuncian, atau patahan. Bergeraklah dengan kuda-kuda berat. Hindari gerakan yang tidak perlu.

Tampaknya mudah bila lawan tidak belajar bela diri. Sekarang, bagaimana kita mengalahkan lawan yang terlatih?

Pertama, Anda harus mengidentifikasi jenis bela dirinya terlebih dahulu. Jenis rapat atau renggang? Anda mengetahuinya dulu (Untuk mengidentifikasi jenis bela diri, silakan baca artikel dahulu: Dua Kategori Ilmu Bela Diri).

Kedua, gunakan kebalikan prinsip bela diri lawan. Bila ia tergolong bela diri rapat, lawanlah dengan bela diri renggang (atau sama seperti mengalahkan Jenis Pertama). Bila ia tergolong bela diri renggang, lawanlah dengan bela diri rapat (atau sama seperti mengalahkan Jenis Kedua).

Di atas merupakan penjelasan siasat pertarungan satu lawan satu tangan kosong. Saya akan menjelaskan bagaimana melawan musuh banyak tak bersenjata di artikel saya berikutnya.


18 Juni 2009

Rahasia Memenangkan Pertarungan Maut

Pecinta Bela Diri juga Pecinta Perdamaian. Walaupun kita petarung terlatih, kita tidak berkelahi jika tidak terpaksa. Anda bisa melihat sebuah bukti dari pernyataan ini pada Tindak-tanduk Pendeta Shaolin. Mereka orang yang sopan, beradab, dan damai. Namun tidak berarti mereka tidak bisa bertarung sekeras-kerasnya.

Namun kenyataan hidup tidak berkata demikian. Kadang-kadang kita mesti bertarung demi keselamatan diri kita. Pilihannya sederhana: melumpuhkan atau dilumpuhkan.

Berdasarkan pengalaman pribadi saya, inilah hal-hal yang penting kita kerjakan ketika perkelahian maut terjadi.

Ketika perkelahian akan terjadi (tapi tidak mesti terjadi), lihat tangan lawan. Jangan melihat ke matanya. Anda mesti memperhatikan apakah tangannya disembunyikan ke belakang punggung, ke dalam tas, ke dalam saku, atau ditutupi sesuatu benda. Bila iya, Anda mesti curiga bahwa ada senjata di tangan tersebut.

Ketika perkelahian dimulai, langsung saja dan secepatnya gunakan teknik yang fatal untuk melumpuhkan lawan. Jangan beri lawan sedetikpun untuk mengembangkan diri. Bila Anda terlanjur di dalam posisi/kedudukan yang merugikan, cepat ambil posisi yang menguntungkan. Camkanlah bahwa perkelahian sebenarnya hanya memerlukan hitungan detik untuk menentukan siapa yang cepat dan siapa yang mati.

Inilah hal-hal yang mesti kita ketahui dan terapkan ketika kita terlibat di dalam sebuah pertarungan maut. Ingat, saya tidak menganjurkan untuk membunuh tapi hanya melumpuhkan. Untuk memahami tindakan apa yang tepat pada berbagai situasi pertarungan, silakan baca artikel saya sebelumnya. Latihan Visualisasi: Menerapkan Tindakan yang Tepat Pada Situasi Pertarungan.

09 Juni 2009

Latihan Visualisasi: Menerapkan Tindakan yang Tepat Pada Situasi Pertarungan


Pecinta bela diri, seorang bijak pernah berkata,"Hidup adalah pilihan".

Di dalam latihan bela diri, kita belajar untuk menang bertarung. Di antara teknik-teknik yang kita latih, ada yang bersifat fatal dan ada yang tidak. Ada banyak pilihan yang bisa kita ambil untuk menang atau selamat di dalam pertarungan sesungguhnya. Namun untuk menyederhanakannya, inilah pilihan yang mungkin kita ambil:

1. Membunuh atau mencederai lawan
2. Melumpuhkan atau melucuti senjata lawan tanpa mencederai
3. Tidak berkelahi (membujuk lawan, masuk ke ruangan, mengabaikan, dan lain-lain)
4. Melarikan diri

Pilihan yang kita ambil sangat bergantung pada situasi yang kita hadapi. Anda hendaknya memvisualisasikan (membayangkan seolah-olah terjadi) berbagai macam keadaan pertarungan di benak Anda, sekaligus memvisualisasikan apa yang Anda lakukan untuk mengatasinya. Latihan visualisasi begitu penting karena di dalam perkelahian sebenarnya hampir tidak ada waktu untuk berpikir. Apa yang Anda kerjakan bersifat spontan dan didapat dari alam bawah sadar Anda.

Sekarang marilah kita mulai memvisualisasikan situasi-situasi berikut ini. Anda mesti memilih dan memvisualisasikan sendiri tindakan yang Anda ambil. Saya tidak akan memberikan jawaban. Sebuah situasi mungkin memiliki 1 atau 2 jawaban.

Situasi 1

Adik Anda yang mabuk pulang dari bar. Ia marah-marah tanpa sebab. Kini ia mulai mencoba memukul Anda

Situasi 2

Ketika Anda sedang berjalan kaki di jalan, Anda bertemu dengan seorang yang kurang waras. Ia mengeluarkan pisaunya, dan kini menyerang Anda

Situasi 3

Anda seorang prajurit di medan perang. Komandan musuh ada di depan Anda. Kalian berdua sama-sama kehabisan peluru

Situasi 4

Anda terjebak di dalam sebuah kerusuhan. Tiba-tiba puluhan orang berteriak-teriak dan mengejar Anda. Jelas bahwa mereka akan menyerang Anda tanpa ampun

Situasi 5

Anda dan istri Anda ingin bercerai sebelumnya. Pagi tadi kalian mengetahui bahwa semuanya hanyalah kesalahpahaman. Siang ini, saudara ipar Anda yang belum tahu menemui Anda. Dalam keadaan marah, ia menyerang Anda dengan sebuah palu

01 Juni 2009

Memilih Bela Diri Berdasarkan Bakat


Memilih Bela Diri berdasarkan bakat juga merupakan rekomendasi yang baik. Namun ini jauh berbeda dibanding memilih bela diri berdasarkan jenis otot.

Untuk mencari tahu bakat Anda, ajaklah seorang teman Anda bermain pertarungan. Seperti biasa Anda lakukan ketika masih kanak-kanak dulu.

Sesudah permainan selesai, ingatlah kembali teknik jenis apa yang paling sering Anda gunakan.

Apakah Anda lebih sering menggunakan pukulan saja? Bila iya, Anda mungkin berbakat untuk tinju.

Apakah Anda lebih sering menggunakan tendangan? Bila iya, Tae Kwon Do atau Jeet Kune Do mungkin cocok bagi Anda.

Apakah Anda lebih sering menggunakan kombinasi pukulan dan tendangan? Karate atau Thai Boxing mungkin cocok bagi Anda.

Apakah Anda lebih suka menggunakan teknik bantingan dan/atau kuncian? Anda sebaiknya memilih Judo, Aikido, Gulat, Pencak Silat, dan yang sejenisnya.

Apakah Anda menggunakan kombinasi semua teknik? Bila iya, Anda dapat memilih Kung Fu, Ju Jitsu, Shinto Ryu, Mixed Martial Arts, dan Ninjutsu.

Apakah Anda menyukai pertarungan bersenjata? Anda sebaiknya memilih Wushu, Kung Fu, atau Ninjutsu.

Bakat manusia tidak terlihat, tidak terdengar, tidak berwujud, dan tidak dapat diukur. Penjelasan di atas hanyalah pendekatan untuk memperkirakan bakat yang mungkin Anda miliki. Tidak untuk memastikannya.




28 Mei 2009

Memilih Bela Diri Berdasarkan Jenis Otot


Menurut Dr. Sadoso, Ahli Kesehatan Olahraga Indonesia, otot manusia dapat dibagi dua macam. Yaitu Otot Oksida dan Otot Non Oksida. Dua jenis ini memiliki karakter yang jauh berbeda.

Otot Oksida adalah otot yang memerlukan banyak oksigen untuk melepaskan energi. Waktu yang digunakan hanya dalam hitungan detik, bahkan kurang dari itu. Namun energi yang dilepaskan sangat besar. Contoh kegiatan yang memerlukan otot oksida misalnya ketika Anda memecahkan batu besar dengan palu godam.

Otot Non Oksida ialah otot yang memerlukan sedikit sekali oksigen untuk melepaskan energi. Tetapi otot ini bisa bertahan lama, sekitar setengah jam atau lebih lama. Energi yang dilepaskan sangat sedikit dan hemat. Contoh kegiatan yang memerlukan otot non oksida adalah jogging (lari-lari kecil).

Bila Anda cenderung memiliki banyak otot oksida, maka disarankan memilih bela diri renggang. Bila Anda memiliki banyak otot non oksida, disarankan memilih bela diri rapat (untuk memahami bela diri rapat dan renggang, silakan baca artikel sebelumnya: Dua Kategori Ilmu Bela Diri).

Untuk mengetahui jenis otot apa yang paling banyak di dalam tubuh Anda, cobalah dua kegiatan ini. Mana yang lebih mudah untuk dilakukan, lari cepat 100 meter atau jogging setengah jam? Bila Anda lebih mudah lari cepat 100 meter, berarti Anda memiliki banyak otot oksida. Bila jogging lebih mudah, berarti Anda memiliki banyak otot non oksida

Dua Kategori Ilmu Bela Diri

Berdasarkan teknik dan jarak yang digunakan, bela diri dapat dibedakan dua macam. Pertama bela diri rapat, kedua bela diri renggang.

Kategori pertama, bela diri rapat. Cenderung mendekat untuk menyelesaikan pertarungan. Teknik yang banyak digunakan biasanya bantingan, kuncian, dan patahan. Judo, Gulat, Aikido, Pencak Silat merupakan contoh dari kategori ini.

Kategori kedua, bela diri renggang. Cenderung mengambil jarak untuk menyelesaikan pertarungan. Teknik yang banyak digunakan biasanya pukulan dan tendangan. Karate, Tae Kwon Do, Tinju, Thai Boxing merupakan contoh kategori ini.

Mungkin Anda ingin tahu, kategori apa yang cocok untuk saya? Bila iya, silakan baca artikel saya berikutnya. Memilih Bela Diri Berdasarkan Jenis Otot dan Memilih Bela Diri Berdasarkan Bakat.

Mengapa Kita Belajar Bela Diri

Pada umumnya, inilah penyebab kita belajar Ilmu Bela Diri

1. Bela Diri

Inilah tujuan awal dan tujuan akhir belajar bela diri. Kita perlu melindungi diri kita.

2. Olahraga

Bela Diri adalah cabang olahraga yang baik. Di samping itu, kita bisa memperoleh prestasi. Misalnya menjadi pemenang Kejuaraan Nasional Tae Kwon Do.

3. Syarat Pekerjaan

Tentara, polisi, satpam, dan tenaga keamanan profesional belajar dan berlatih bela diri. Ini merupakan suatu keharusan.

4. Kebanggaan

Sejumlah orang belajar bela diri untuk alasan prestise. Mereka ingin jadi "Hyundai" (pemegang sabuk hitam). Ini merupakan kebanggaan bagi mereka.

Apapun alasan Anda untuk belajar dan berlatih bela diri, di blog ini kami mengacu kepada tujuan bela diri. Artikel yang Anda baca atau akan Anda baca di dalam konteks bela diri.

25 Mei 2009

Bela Diri : Arti Luas dan Arti Sempit


Bela Diri adalah sebuah frase yang sering kita dengar. Begitu mendengarnya, asumsi kita melayang pada Karate, Pencak Silat, Tae Kwon Do, dan lain-lain. Anggapan ini tidak salah sepenuhnya dan tidak benar pula sepenuhnya.


Ada dua pengertian bela diri, yakni secara sempit dan secara luas. Bela diri dalam arti sempit adalah seni bertarung yang secara mendasar dibentuk oleh Dharma Taishi (Tatmo Cawsu), Pendeta Budha Generasi ke-28. Pada tahun 550 Masehi, ia bepergian ke Cina dari India untuk mengajarkan agama Budha. Di samping itu, ia juga mengajarkan Indo Kempo (Seni Bertarung Ala India). Hal ini memang penting diajarkan karena pendeta Budha saat itu sering bepergian dari Cina ke India atau sebaliknya untuk belajar agama Budha. Jalur Sutra saat itu tidak pernah sepi dari perampok.

Kemudian seni ini dikembangkan di Kuil Shaolin, yang kemudian disebut "Kung Fu Shaolin".

Seiring perjalanan waktu, seni ini merambah ke berbagai negara di dunia ini. Di Jepang, adopsi seni ini melahirkan Ju Jitsu, Aikido, Hapkido, Judo, dan Karate. Di Thailand, Thai Boxing. Di Indonesia, Pencak Silat. Di Korea, Tae Kwon Do. Bahkan di zaman moderen sekarang ini, seni ini masih melahirkan bela diri baru seperti Mixed Martial Art dan Shinto Ryu.

Bagaimana dengan Bela Diri Dalam Arti Luas?

Pengertiannya di sini lebih luas daripada dalam arti sempit. Mencakup metode apapun yang digunakan manusia untuk membela dirinya. Tidak masalah bersenjata atau tidak. Gulat, Tinju, permainan pedang, menembak, dan seni bela diri yang terurai di atas termasuk bagian di dalam pengertian ini.

Walaupun banyak ahli bela diri Timur yang berpendapat bahwa Gulat dan Tinju tidak termasuk di dalam seni bela diri, namun dua ini sekarang dikategorikan sebagai seni bela diri. Secara sistematis, keduanya memenuhi syarat untuk disebut sebagai Seni Bela Diri.