17 Agustus 2012

Pengertian Berani di Dalam Pembelaan Diri

Selain mengajarkan pandai bertarung dan membela diri, bela diri juga mengajarkan sikap mental. Sikap mental yang diajarkan antara lain pengendalian diri, berani, disiplin, jantan, satria, dan lain-lain. Di sini kita akan membahas sikap mental berani.

Berani di sini artinya kita tetap tenang dan tidak takut walau bagaimanapun keadaan. Walaupun lawan lebih besar. Walaupun Anda dikeroyok. Walaupun lawan memegang senjata. Semua itu tidak menciutkan nyali Anda sedikitpun. Apalagi sampai membuat lutut Anda gemetaran.

Berani berbeda dengan agresif dan ugal-ugalan. Mentang-mentang Anda seorang "pemberani", sedikit-sedikit ada masalah maunya lantas bertarung dan berkelahi. Bukan seperti itu yang disebut berani. Itu namanya panasan dan tidak bisa mengendalikan diri.

Ketahuilah bahwa keberanian itu tidak mesti diwujudkan dengan bertarung fisik. Di dalam praktiknya, hanya dengan sedikit gertakan dan mengucapkan beberapa patah kata, Anda sudah bisa membuat lawan mengerti bahwa jika ia meneruskan konflik, maka ia hanya merugikan dirinya sendiri.

Demikianlah pengertian berani di dalam pembelaan diri. Sekitar dua hari lagi umat Islam di Indonesia merayakan Idul Fitri. Penerbit blog ini, Khairan Noor, mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 Hijriyah. Mohon maaf lahir dan batin.

01 Agustus 2012

Bela Diri dan Pengendalian Diri

Selain mengajarkan kuat fisik dan pandai bertarung, bela diri juga mengajarkan sikap mental. Sikap itu antara lain adalah pengendalian diri, berani, disiplin, jantan, satria, dan lain-lain. Saat ini kita membahas sikap mental yang utama dan pertama di dalam bela diri, pengendalian diri.

Pengendalian diri secara umum artinya menahan diri dari melakukan sesuatu yang dianggap salah atau tidak baik. Di dalam konteks bela diri, artinya menahan diri dari bertarung karena sebab yang tidak prinsip. 

Tidak hanya bela diri yang mengajarkan pengendalian diri. Agama, moral, norma, dan  budaya juga mengajarkannya. Contohnya agama Islam mengajarkan pengikutnya untuk menahan diri supaya tidak makan-minum, bercampur dengan pasangan sah, berbuat dosa, dan hal-hal tidak baik lainnya saat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan yang tengah kita jalani sekarang ini.

Mengapa pengendalian diri itu penting? Sebab pengendalian diri adalah pembeda antara orang yang berpendidikan bela diri dengan berandalan. Berandal akan bertarung jika ada pemicunya, apapun itu. Siswa bela diri tidak akan bertarung walaupun diejek dan diprovokasi, kecuali jika lawan sudah menyerang badannya dan tidak memberi pilihan lain.

Kemenangan tidak mesti berarti menang bertarung. Menang itu berarti berhasil menguasai keadaan. Tanpa bertarung sekalipun jika lawan sudah takluk dan tidak meneruskan konflik, Anda keluar sebagai pemenang.

Pengertian pengendalian diri sebenarnya tidak hanya berlaku sebelum pertarungan, tapi juga di saat pertarungan. Menghadapi lawan bersenjata, misalnya, tidak mesti sampai membunuhnya atau melukainya. Cukup dengan melucuti senjatanya dan membuatnya tidak berdaya, Anda sudah memenangkan pertarungan. Melukai lawan atau membunuhnya adalah tindakan pembelaan diri yang berlebihan, itu artinya Anda melanggar hukum. Kecuali jika situasinya mengharuskan melenyapkan lawan, misalnya Anda seorang tentara  di medan peperangan, baru Anda dibenarkan melenyapkan lawan.

Demikianlah konsep pengendalian diri menurut pendapat saya. Saya, Khairan Noor, penerbit blog ini mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan bagi yang menjalankannya. Semoga amal ibadah kita diterima dan dibalas berlipat ganda oleh Allah swt, dan dosa-dosa kita diampuni-Nya.