23 Februari 2011

Sejarah Singkat Tae Kwon Do

Pada masa lampau seni bela diri Taekwondo dikenal dengan sebutan “Subak”, “Taekkyon”, “Takkyon” maupun beberapa nama lainnya. Pada awal sejarah Semenanjung Korea, ada tiga suku bangsa atau kerajaan yang mempertunjukkan kontes bela diri sebagai bentuk persaingan satu sama lainnya. Ketiga kerajaan ini adalah Koguryo, Paekje, dan Silla. Semuanya melatih para ksatria, yang tergabung dalam kekuatan militer. Menurut catatan, kelompok ksatria muda yang terorganisir seperti Hwarangdo di Silla dan Chouisonin di Koguryo, menjadikan latihan bela diri sebagai salah satu subjek penting yang harus dipelajari.

Pada masa korea modern, saat Dinasti Chosun (Yi) berkuasa pada tahun 1392 sampai 1910 dan pada zaman penjajahan Jepang sampai tahun 1945, Subakhui dan Taekkyon (sebutan untuk Taekwondo pada masa itu) mengalami kemunduran dan tidak mendapat dukungan dari pemerintah yang memodernisasi tentaranya dengan senjata api. Dinasti Yi yang didirikan berdasarkan ideologi Konfusius, lebih mementingkan kegiatan kebudayaan daripada seni bela diri. Kemudian pada saat Raja Jungjo memerintah setelah invasi Jepang pada tahun 1952, pemerintah kerajaan membangun kembali pertahanan yang kuat dengan memperkuat latihan ketentaraan dan praktek seni bela diri.

Seiring dengan kemerdekaan Korea dari penjajahan Jepang, konsep baru tentang kebudayaan dan tradisi mulai bangkit. Banyak para ahli bela diri mendirikan perguruan bela diri. Dengan meningkatnya populasi dan hubungan kerja sama yang baik antar hubungan bela diri akhirnya diputuskan menyatukan berbagai nama seni bela diri mereka dengan sebutan Taekwondo pada tahun 1954.


Pada tahun 1972, Kuk Ki Won didirikan sebagai markas besar Taekwondo, hal ini menjadi penting bagi perkembangan Taekwondo ke seluruh dunia. Kejuaraan dunia Taekwondo yang pertama diadakan pada tahun 1973 di Kuk Ki Won, Seoul, Korea Selatan. Sampai saat ini kejuaraan dunia rutin dilaksanakan setiap 2 tahun sekali.

Pada 28 Mei 1973, The World Taekwondo Federation (WTF) didirikan, dan sekarang telah mempunyai lebih dari 160 negara anggota. Saat ini Taekwondo telah dipraktekkan oleh lebih dari 40 juta orang di seluruh penjuru dunia, angka ini masih terus bertambah seiring perkembangan Taekwondo yang makin maju dan populer.

(
Sumber: http://hi-in.facebook.com/topic.php?uid=114206531937&topic=10570)

18 Februari 2011

Titik-titik Fatal di Tubuh Manusia

Anda yang pernah belajar bela diri tentulah tidak asing lagi dengan titik-titik lemah di tubuh manusia. Titik-titik lemah ini bertebaran di tubuh manusia, dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Di antara titik lemah ini terdapat dua macam titik lagi, yakni titik khusus dan titik fatal.

Titik khusus ialah titik lemah yang merupakan titik syaraf, titik pembuluh darah, atau titik lemah suatu organ tertentu di dalam tubuh manusia yang hanya bisa diserang dengan teknik khusus. Misalnya titik pembuluh darah jantung yang diserang dengan totokan jari oleh aliran Dim Hsueh atau titik syaraf di bawah telinga yang diserang dengan satu jari oleh aliran Dim Ching (Ninjutsu). Titik khusus bila diserang dengan tepat umumnya berakibat kematian bagi si korban.

Sedangkan titik fatal ialah titik-titik lemah yang rentan berakibat fatal atau cedera bila diserang/dipukul. Tidak peduli lawan bagaimanapun besar dan beratnya pasti akan kesakitan bila terkena serangan di titik-titik ini. Serangan dengan tepat berakibat rasa sakit yang sangat atau cedera walaupun tidak mengakibatkan kematian. Titik-titik inilah yang akan kita bahas di dalam artikel ini.

Titik-titik dimaksud ialah mata, telinga, hidung, dagu, leher, ulu hati, dan organ vital.

Sebaiknya Anda menyerang titik-titik fatal ini hanya dalam keadaan tidak punya pilihan lain atau terpaksa. Hal ini karena berakibat cedera serius bagi lawan. Misalnya saja serangan pada mata mengakibatkan kebutaan. Anda tentu tidak mau menghadapi tuntutan hukum yang berat akibat membutakan orang lain. Kecuali Anda hendak dibunuh oleh pembunuh berdarah dingin, misalnya, baru tindakan ini dapat diterima.

Demikianlah titik-titik fatal yang ada di tubuh manusia. Sekali lagi saya mengingatkan hanya untuk keadaan terpaksa atau darurat. Ingatlah bahwa Anda selalu menghadapi konsekuensi hukum di dalam setiap tindakan pembelaan diri.