03 Oktober 2011

Kritis di Dalam Belajar Bela Diri



Seiring perkembangan zaman, belajar bela diri sekarang jauh lebih mudah daripada zaman dahulu. Dahulu, kita harus belajar bela diri dengan cara mendedikasikan diri pada sebuah jenis bela diri dan juga pada seorang guru. Ilmu yang kita dapat tergantung dari yang diajarkan guru tersebut.


Sekarang kita tidak mesti belajar secara konvensional kepada seorang guru. Kita bisa belajar lewat buku, DVD, atau internet. Pokoknya kita bisa belajar dari banyak media. Teknik dan prinsipnya bahkan sudah dibahas secara ilmiah oleh praktisi bela diri profesional.

Tidak jadi masalah apakah Anda belajar secara konvensional atau melalui media, Anda mesti mengembangkan sikap kritis di dalam belajar bela diri. Jangan menelan mentah-mentah apa yang diajarkan kepada Anda. Pahamilah bahwa guru Anda mungkin hanya mengulang teknik yang diajarkan gurunya dulu, padahal belum tentu teknik itu teknik terbaik. Mungkin teknik itu sudah kadaluwarsa, karena sudah digugurkan oleh teknik baru yang lebih teruji.

Demikian pula bila Anda belajar lewat media, misalnya lewat Youtube. Anda mesti memahami bahwa pelatih di video itu juga manusia. Ia mungkin menciptakan teknik sendiri yang menurut dia baik, tapi tidak sebaik itu di dalam praktiknya. Pada dasarnya, Anda mesti rajin membanding sendiri dan memahami teknik apa yang terbaik di dalam kenyataannya. Anda juga mesti rajin mendengarkan pembahasan oleh pelatih bela diri yang menyatakan suatu teknik sudah gugur, tentu saja dengan alasan logisnya.

Di atas saya sajikan sebuah video yang menjelaskan teknik menjatuhkan pedang lawan dengan sebuah tombak. Sebuah teknik yang menurut saya sangat beresiko, karena sangat mungkin tombak yang kita gunakan untuk memutar pedang lawan itu tergelincir. Jika itu terjadi, bukan saja pedang lawan itu tidak jadi jatuh, tapi juga memberi lawan peluang menyerang balik. Sangat berbahaya. Sekali lagi, jadilah kritis di dalam belajar bela diri.