15 Mei 2012

Tiga Prinsip Memenangkan Pertarungan Bersenjata Tajam

Ada tiga macam senjata yang lazim digunakan di dalam pertarungan. Senjata tumpul, senjata tajam, dan senjata api. Kali ini kita membahas pertarungan senjata tajam melawan senjata tajam.

Senjata tajam banyak ragamnya. Pedang, golok, clurit, trisula, pisau, kerambit, dan lain-lain. Dan berbagai teknik telah dikembangkan di sini. Walaupun banyak teknik untuk menang, tidak pernah menyimpang dari tiga prinsip atau kaidah berikut ini.

Pertama, cara langsung. Yaitu mengalahkan lawan dengan cara menyerang langsung ke anggota badan yang fatal jika terkena serangan senjata tajam. Baik menyerang lebih dahulu atau sesudah menangkis/menghindari serangan lawan.

Kedua, cara tidak langsung. Yaitu mengalahkan lawan dengan cara menjatuhkan senjata lawan terlebih dahulu. Biasanya dilakukan dengan menebas tangan lawan yang memegang senjata saat ia melakukan serangan. Sesudah senjata lawan jatuh, kita dengan mudah mengalahkannya.

Ketiga, cara alternatif. Yaitu mengalahkan lawan dengan teknik lainnya. Misalnya dengan tiba-tiba menyapu kaki lawan hingga ia jatuh. Saat ia jatuh dan kehilangan posisi, kita bisa melanjutkan dengan serangan yang menentukan. Atau menggunakan tangan kita yang tidak memegang senjata untuk menangkap dan memelintir tangan lawan yang bersenjata. Saat ia terpelintir dan kehilangan posisi, kita bisa melanjutkan dengan serangan yang menentukan. 

Demikianlah tiga prinsip atau kaidah untuk memenangkan pertarungan bersenjata tajam. Mudah-mudahan menambah pengetahuan para pecinta bela diri.

01 Mei 2012

Karakteristik Bela Diri Berdasarkan Jenis Kuda-kuda

Berbagai bela diri tersebar di seluruh dunia. Beragam teknik sudah dikaji dan dikembangkan. Demikian pula dengan kuda-kuda. Berbagai macam kuda-kuda ada di dalam berbagai jenis bela diri.

Walaupun kuda-kuda banyak, pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori. Kategori pertama, kuda-kuda berat. Kategori kedua, kuda-kuda ringan.

Kuda-kuda berat adalah kuda-kuda yang lebar dan jauh jarak antara kedua kaki, dan biasanya salah satu atau kedua kaki membentuk siku. Tujuannya supaya tidak mudah dirobohkan. Karena lebar, menggunakan kuda-kuda ini tidak bisa bergerak cepat dan lincah.

Oleh karena itu, bela diri yang banyak menggunakan kuda-kuda berat tidak bergerak yang tidak perlu. Mereka suka mendekati lawannya dengan tujuan melumpuhkannya. Pukulan atau serangan cenderung dihadapi dan diatasi, dan mereka melumpuhkan lawan dengan satu/dua gerakan saja. Umumnya mereka ahli tangkap-menangkap dan juga ahli dalam teknik kuncian/pitingan, bantingan, dan patahan. Selain itu, bela diri yang banyak menggunakan kuda-kuda berat ahli dalam menghadapi lawan bersenjata dan duel satu lawan satu.

Kuda-kuda ringan ialah kuda-kuda dengan jarak kedua kaki dekat dan sempit, sehingga badan tampak tegak. Tujuannya supaya bisa bergerak cepat dan lincah.

Wataknya tidak suka diam. Pukulan atau serangan cenderung dihilangkan atau dihindari. Kesukaannya menjauh dari serangan kemudian membalas dengan pukulan/tendangan, menjauh lagi membalas lagi, dan seterusnya. Kecepatan dan kelincahan adalah ciri bela diri yang banyak menggunakan kuda-kuda ini. Mereka cenderung memperluas medan pertarungannya, dan biasanya kelabakan bila dimasuki pertahanannya.

Namun bela diri jenis ini juga kadang-kadang bertarung rapat dan menggunakan kuda-kuda yang siku, jika keadaan mengizinkan. Karena zaman sekarang tidak ada lagi bela diri yang masih orisinil.

Karena perkembangan zaman, kedua jenis bela diri ini sudah saling berasimilasi dan mempengaruhi. Wajar, karena bela diri jenis "martial art" sudah ada kurang lebih 1.500 tahun yang lalu. Waktu yang amat panjang untuk berkembang dan menerima pengaruh dari zaman, budaya, agama, norma, dan tentu saja bela diri lainnya.

Demikianlah dua karakteristik bela diri ditilik dari jenis kuda-kuda yang digunakannya. Mudah-mudahan ada gunanya bagi para pecinta bela diri.